PANDANGAN
ISLAM TENTANG KEHIDUPAN
Keputusan
Muktamar
Muhammadiyah Ke-44
Tanggal 8
s/d 11 Juli Tahun 2000 Di Jakarta
PIMPINAN
PUSAT MUHAMMADIYAH
1421 H /
2000 M
Islam
adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul1, sebagai
hidayah dan rahmat Allah bagi umat manusia sepanjang masa, yang menjamin
kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, duniawi dan ukhrawi. Agama Islam,
yakni Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad sebagai Nabi akhir zaman,
ialah ajaran yang diturunkan Allah yang tercantum dalam Al-Quran dan Sunnah
Nabi yang shahih (maqbul) berupa perintah-perintah, larangan-larangan,
dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Ajaran
Islam bersifat menyeluruh yang satu
dengan lainnya tidak dapat
dipisah-pisahkan meliputi bidang-bidang aqidah, akhlaq, ibadah, dan mu'amalah
duniawiyah.
Islam
adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata kepada Allah2, Agama
semua Nabi-nabi3, Agama yang sesuai dengan fitrah manusia4,
Agama yang menjadi petunjuk bagi manusia5, Agama yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesama6,
Agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam7. Islam satu-satunya
agama yang diridhai Allah8
dan agama yang sempurna9.
Dengan beragama Islam maka setiap muslim memiliki dasar/landasan hidup Tauhid
kepada Allah10, fungsi/peran dalam kehidupan berupa ibadah11,
dan menjalankan kekhalifahan12, dan bertujuan untuk meraih Ridha
serta Karunia Allah SWT13. Islam yang
mulia dan utama itu akan menjadi
kenyataan dalam kehidupan di dunia apabila benarbenar diimani, difahami,
dihayati, dan diamalkan oleh seluruh pemeluknya (orang Islam, umat Islam)
secara total atau kaffah14
dan penuh ketundukan atau penyerahan
diri15. Dengan pengamalan Islam yang sepenuh hati dan
sungguh-sungguh itu maka terbentuk manusia muslimin yang memiliki sifat-sifat
utama: a. Kepribadian Muslim16, b. Kepribadian Mu'min17,
c. Kepribadian Muhsin dalam arti berakhlak mulia18, dan d.
Kepribadian Muttaqin19. Setiap muslim yang berjiwa mu'min, muhsin,
dan muttaqin, yang paripuma itu dituntut untuk memiliki keyakinan (aqidah)
berdasarkan tauhid yang istiqamah dan
bersih dari syirk, bid'ah, dan
khurafat; memiliki cara berpikir (bayani), (burhani), dan (irfani);
dan perilaku serta tindakan yang senantiasa dilandasi oleh dan mencerminkan akhlaq
al karimah yang menjadi rahmatan li-`alamin.
Dalam
kehidupan di dunia ini menuju kehidupan di akhirat nanti pada hakikatnya Islam
yang serba utama itu benar-benar dapat dirasakan, diamati, ditunjukkan,
dibuktikan, dan membuahkan rahmat bagi semesta alam sebagai sebuah manhaj
kehidupan (sistem kehidupan) apabila sungguh-sungguh secara nyata diamalkan
oleh para pemeluknya. Dengan demikian Islam menjadi sistem keyakinan, sistem
pemikiran, dan sistem tindakan yang menyatu dalam diri setiap muslim dan kaum
muslimin sebagaimana menjadi pesan utama risalah da'wah Islam. Da'wah Islam
sebagai wujud menyeru dan membawa umat manusia ke jalan Allah20 pada dasarnya harus dimulai dari
orang-orang Islam sebagai pelaku da'wah itu sendiri (ibda binafsika)
sebelum berda’wah kepada orang/pihak lain sesuai dengan seruan Allah: “Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa neraka....”21. Upaya mewujudkan Islam dalam
kehidupan dilakukan melalui da'wah itu ialah mengajak kepada kebaikan (amar
ma’ruf), mencegah kemunkaran (nahyu munkar), dan mengajak untuk
beriman (tu'minuna billah) guna terwujudnya umat yang sebaikbaiknya atau
khairu ummah22
Berdasarkan pada keyakinan,
pemahaman, dan penghayatan Islam yang mendalam dan menyeluruh itu maka bagi
segenap warga Muhammadiyah merupakan suatu kewajiban yang mutlak untuk
melaksanakan dan mengamalkan Islam dalam seluruh kehidupan dengan jalan
mempraktikkan hidup Islami dalam lingkungan sendiri sebelum menda’wahkan Islam
kepada pihak lain. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam maupun warga Muhammadiyah
sebagai muslim benar-benar dituntut keteladanannya dalam mengamalkan Islam di
berbagai lingkup kehidupan, sehingga Muhammadiyah
secara kelembagaan dan orang-orang
Muhammadiyah secara perorangan dan kolektif sebagai pelaku da'wah menjadi rahmatan
lil `alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.
KEHIDUPAN ISLAMI WARGA MUHAMMADIYAH
A. KEHIDUPAN PRIBADI
1. Dalam Aqidah
a.
Setiap warga Muhammadiyah harus
memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani berupa tauhid kepada Allah Subhanahu
Wata'ala23 yang benar, ikhlas, dan penuh ketundukkan sehingga terpancar
sebagai lbad ar-rahman24
yang menjalani kehidupan dengan
benar-benar menjadi mukmin, muslim, muttaqin, dan muhsin yang paripurna.
b.
Setiap warga Muhammadiyah wajib
menjadikan iman25 dan tauhid26 sebagai sumber seluruh kegiatan hidup, tidak boleh
mengingkari keimanan berdasarkan tauhid itu, dan tetap menjauhi serta menolak
syirk, takhayul, bid'ah, dan khurafat yang menodai iman dan tauhid kepada Allah
Subhanahu Wata'ala27.
2. Dalam Akhlaq
a.
Setiap warga Muhammadiyah dituntut
untuk meneladani perilaku Nabi dalam mempraktikkan akhlaq mulia28, sehingga menjadi uswah hasanah29 yang
diteladani oleh sesama berupa sifat sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah.
b.
Setiap warga Muhammadiyah dalam
melakukan amal dan kegiatan hidup harus senantiasa didasarkan kepada niat yang
ikhlas30 dalam wujud amalamal shalih dan ihsan, serta menjauhkan diri
dari perilaku riya’, sombong, ishraf, fasad, fahsya, dan kemunkaran.
c.
Setiap warga Muhammadiyah dituntut
untuk menunjukkan akhlaq yang mulia (akhlaq al-karimah) sehingga
disukai/diteladani dan menjauhkan diri dari akhlaq yang tercela (akhlaq
al-madzmumah) yang membuat dibenci dan dijauhi sesama.
d.
Setiap warga Muhammadiyah di mana
pun bekerja dan menunaikan tugas maupun dalam kehidupan sehari-hari harus
benar-benar menjauhkan diri dari perbuatan korupsi dan kolusi serta praktik-praktik
buruk lainnya yang merugikan hak-hak publik dan membawa kehancuran dalam
kehidupan di dunia ini.
_______________________________________________________
3. Dalam Ibadah
a.
Setiap warga Muhammadiyah dituntut
untuk senantiasa membersihkan jiwa/hati ke arah terbentuknya pribadi yang
mutaqqin dengan beribadah yang tekun dan menjauhkan diri dari jiwa/nafsu yang
buruk31,
sehingga terpancar kepribadian yang shalih32
yang menghadirkan kedamaian dan
kemanfaatan bagi diri dan sesamanya.
b.
Setiap warga Muhammadiyah
melaksanakan ibadah mahdhah dengan sebaik-baiknya dan menghidup suburkan amal
nawafil (ibadah sunnah) sesuai dengan tuntunan Rasulullah serta menghiasi diri
dengan iman yang kokoh, ilmu yang luas, dan amal shalih yang tulus sehingga
tercermin dalam kepribadian dan tingkah laku yang terpuji.
4. Dalam Mu’amalah Duniawiyah
a.
Setiap warga Muhammadiyah harus
selalu menyadari dirinya sebagai abdi33
dan khalifah di muka bumi34, sehingga memandang dan menyikapi kehidupan dunia secara aktif dan
positif35 serta
tidak menjauhkan diri dari pergumulan
kehidupan36 dengan
landasan iman, Islam, dan ihsan dalam arti
berakhlaq karimah37.
b.
Setiap warga Muhammadiyah senantiasa
berpikir secara burhani, bayani, dan irfani yang mencerminkan
cara berpikir yang Islami yang dapat membuahkan karya-karya pemikiran maupun
amaliah yang mencerminkan keterpaduan antara orientasi habluminallah dan
habluminannas serta maslahat bagi kehidupan umat manusia38.
c.
Setiap warga Muhammadiyah harus
mempunyai etos kerja Islami, seperti: kerja keras, disiplin, tidak
menyia-nyiakan waktu, berusaha secara maksimal/optimal untuk mencapai suatu
tujuan39.
bersambung
1.
Q.S. Asy-Syura/42: 13
2.
Q.S. An-Nisa/4 : 125
3.
Q.S. Al-Baqarah/2: 136
4.
Q.S. Ar-Rum/30: 30
5.
Q.S. Al-Baqarah/2: 185
6.
Q.S. Ali Imran/3: 112
7.
Q.S. Al-Anbiya/21: 107
8.
Q.S. Ali Imran/3: 19
9.
Q.S. Al-Maidah/5: 3
10.
Q.S. Al-Ikhlash/112: 1-4
11.
Q. S. Adz-Dzariyat/51: 56
12.
Q.S. Al-Baqarah/2: 30; Al-An'am/6:
165; Al`Araf/7: 69, 74; Yunus/10: 14, 73; As-Shad/38: 26
13.
Q.S. Al-Fath/48: 29
14.
Q.S. Al-Baqarah/2: 208
15.
Q.S. Al-An'am/6: 161-163
16.
Q.S. Al-Baqarah/2: 112, 133, 136,
256; Ali Imran/3 : 19, 52, 82, 85; An-Nisa/4: 125, 165, 170; Al-Maidah/5: 111,
Al-An'am/6: 163; Al-Araf/7: 126; At-Taubah/9: 33; Yunus/10: 72, 84, 90; Hud/11:
14; Yusuf/12: 101; An-Nahl/16: 89, 102; Asy-Syuura/42: 13; Ash-Shaf/61: 9;
Al-Mu'minun/23: 1-11
17.
Q.S. Al-Baqarah/2: 2-4, 213 s/d 214,
165, 285; Ali Imran/3: 122 s/d 139; An-Nisa/4: 76; At-Taubah/9: 51, 71; Hud/11:
112 s/d 122; Al-Mu'minun/23: 1 s/d 11; Al-Hujarat/49: 15
18.
Q.S. Al-Baqarah/2: 58, 112;
An-Nisa/4: 125; Al-`An'am/6: 14; An-Nahl/16: 29, 69, 128; Luqman/31: 22;
Ash-Shaffat/37: 113; Al-Ahqhaf/46: 15
19.
Q.S. Al-Baqarah/2: 2 s/d 4, 177,
183; Ali Imran/3: 17, 76, 102, 133 s/d 134; Al- Maidah/5: 8; Al-'Araf/7: 26,
128, 156; Al-Anfal/8: 34; At-Taubah/9: 8; Yunus/10: 62 s/d 64; An-Nahl/16: 128;
Ath-Thalaq/65: 2 s/d 4; An-Naba/78: 31
20.
Q.S. Yusuf/112: 108
21.
Q.S. At-Tahrim/66: 6
22.
Q.S. Ali Imran/3: 104, 110
23 Q.S. Al-Ikhlash/112: 1 s/d 4
24 Q.S. Al-Furqan/25: 63-77
25 Q.S. An-Nisa/4: 136
26 Q.S. Al-Ikhlash/112: 1 s/d 4
27 Q.S. Al-Baqarah/2: 105, 221;
An-Nisa/4: 48; Al-Maidah/5: 72; Al-`An'am/6: 14, 22 s/d
23, 101, 121; At-Taubah/9: 6, 28,
33; Al-Haj/22: 31; Luqman/31: 13 s/d 15
28 Q.S. Al-Qalam/68 : 4
29 Q.S. Al Ahzab/33: 21
30 Q.S. Al-Bayinah/98: 5, Hadist
Nabi riwayat Bukhari-Muslim dari Umar bin Khattab
31 Q.S. Asy-Syams/91 : 5-8
32 Q.S. Al-Ashr/103 : 3, Q.S. Ali
Imran/4 : 114
33 Q.S. Al-Baqarah/2 :
34 Q.S. Al-Baqarah/2: 30
35 Q.S. Shad/38: 27
36 Q.S. Al-Qashash/28 : 77
37 H. R. Bukhari-Muslim
38 Q.S. Ali Imran/3 : 1 12
39 Q.S. Ali Imran/3: 142;
Al-Insyirah/94 : 5-8