HAK ANAK DALAM MASJID
Oleh: Novian*)
1| Mari
berbagi pengalaman , agar anak2 punya hak utk berada di dalam Masjid
2| Sudah
bukan menjadi rahasia lagi betapa anak2 kehadirannya tidak begitu diharapkan di
dalam masjid
3| Anak2
dianggap pengganggu kekhusyukan dalam beribadah. bahkan ada masjid yg terang2an
menulis larangan anak masuk masjid
4| Bahkan
ada orang dewasa yg tak segan2 menghardik&mengancam mrk jika bermain dan
bercanda. Akhirnya Masjid pun menjadi tempat menyeramkan
5| Anak2 pun
mncari tmpt alternatif hiburan.Pilihannya playstation&game online. Prmainan
mnyenangkan. Pnjaganya pun menyambut ramah.
6| Akhirnya
pihak masjid pun susah mencari kader remaja masjid. Banyak remaja yg menolak,
sbb waktu kecil sll dimusuhi saat di masjid
7| Sifat
Allah yg Maha Rahman tak muncul dlm perilaku sebagian pengurus masjid yg galak
dan suka bentak anak di masjid
8| Akhirnya
anak2 lebih mengenal Allah yg Mahakeras siksanya dibandingkan Maha RahimNya.
Sbb mrk banyak dihukum dan dimarahi jika
bermain2 di masjid
9| Pun jika
ada anak yg sungguh2 ibadah. Ternyata banyak mereka yg tak layak ada di shaf
depan. Padahal mereka datang sejak awal ke. masjid
10| Padahal
hak ada di shaff depan adalah yg datang duluan, bukan berdasarkan usia masjid
11| Kadang
saat sholat jumat pun, khatib lupa menyapa anak2. Lebih fokus kepada jamaah
dewasa. Anak2 dianggap warga kelas dua di masjid
12| Masjid
sbg pusat display agama, seharusnya menjadi tmpt utk mengajarkan hakikat islam
sesungguhnya : kasih sayang dan keramahan di masjid
13| Tidak
berminatnya remaja saat ini terhadap Islam, sebagian besar krn trauma di masa
kecil akan tampilan islam khususnya di masjid
14| Masjid
kalah bersaing dgn mall, warnet dan tempat permainan lain dimana penjaganya
ramah dan murah senyum di bandin di masjid
15| Banyak
jamaah berebut menjalankan sunah di masjid. Lupa akan sunah yg lain yg
diajarkan rasul : memuliakan anak2 di masjid
16| Sungguh
indah saat rasul membawa cucunya, umamah dan husain ke masjid. Digembirakan
mereka dgn digendong seraya bermain di masjid
17| Demi
memuaskan husain bermain di masjid, Rasul melamakan sujudnya agar ia puas
menungganginya seperti kuda. Tak memarahinya di masjid
18| Sahabat
menduga lamanya sujud akibat datangnya wahyu. Mereka salah. Rasul
menyengajakannya supaya anak2 puas bermain di masjid
19| Kisah2
Rasul yg memuliakan anak di masjid mngkn jarang trdengar/sengaja dilupakan
sbagian orang. Pdhl mrk mngaku pncinta rasul.
20|
Alhamdulillah sebagian pengurus masjid yg melarang anak2, akhirnya ada jg yg
tercerahkan meski awalnya marah2 di masjid
21| Bahkan
ada yg berinisiatif membuat ruang bermain bg anak2 serta menyediakan pampers
bagi anak2 masjid
22| Biarlah
anak betah bermain di masjid daripada memilih bermaih di tempat lain yg
menjauhkan mereka dr agama. dan masjid
23| Jk sudah
merasa nyaman di masjid. Barulah buat peraturan. Kpn harus bermain dan kapan
harus ibadah. Mereka tentu bisa menerima di masjid
24| Indahnya
jk anak2 saat waktu luang, izin ke ortunya untuk pergi ke mesjid. Berlama2 di
sana. Masjid pun ramai. Oleh kegiatan di masjid
25| Orang
dewasa lain yg malas ke masjid pun jadi bergairah melihat masjid yg ramai.
Jadilah setiap masyarakat memakmurkan
masjid
26| Jk
masjid ramai, mk tak ada lagi yg ribut dgn perang2 kelompok, begal dan
kenakalan2 lain. Sebab mrk semua hatinya terpaut ke masjid
27| Jd dari
skrng, mari buat masjid sbg tempat yg
nyaman, ramah, bersih dan menyenangkan bagi anak2. Kelak mereka yg akan
memakmurkan masjid
28| Mulailah
sekrng bikin iklan ke warnet2 dan game online, bahwa masjid skrng punya tempat
bermain. Niscaya warnet sepi dan semua ke masjid
29| Mudah2an
ada pengurus masjid yg baca WA ini dan memulai gerakan ajak anak ke masjid
semoga
terwujud
Aamiin..............
30| Mari di
viralkan dan semoga kita tergolong Pemakmur Masjid Aamin.
*) penulis adalah takmir masjid Baiturahim
Kejambon Kota Tegal
Keutamaan Bulan Muharram
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia
berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ
الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa
yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah
(bulan) Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib (lima
waktu) adalah shalat malam.“[1].
Hadits yang mulia ini menunjukkan
dianjurkannya berpuasa pada bulan Muharram, bahkan puasa di bulan ini lebih
utama dibandingkan bulan-bulan lainnya, setelah bulan Ramadhan[2].
Mutiara
hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:
- Puasa yang paling utama dilakukan pada bulan Muharram
adalah puasa ‘Aasyuura’ (puasa
pada tanggal 10 Muharram), karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya
dan memerintahkan para sahabat radhiyallahu
‘anhum untuk melakukannya[3], dan ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya
tentang keutamaannya beliau bersabda,
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Puasa ini menggugurkan (dosa-dosa) di
tahun yang lalu“[4].
- Lebih utama lagi jika puasa tanggal 10 Muharram
digandengankan dengan puasa tanggal 9 Muharram, dalam rangka menyelisihi
orang-orang Yahudi dan Nashrani, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
disampaikan kepada beliau bahwa tanggal 10 Muharram adalah hari yang
diagungkan orang-orang Yahudi dan Nashrani, maka beliau bersabda,
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ –
صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
“Kalau aku masih hidup tahun depan,
maka sungguh aku akan berpuasa pada tanggal 9 Muharram (bersama
10 Muharram).” [5]
- Adapun hadits,
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ
صُومُوا قَبْلَهُ يَوْماً أَوْ بَعْدَهُ يَوْماً
“Berpuasalah pada hari ‘Aasyuura’ dan
selisihilah orang-orang Yahudi, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari
sesudahnya.“[6], maka hadits ini lemah sanadnya dan tidak bisa
dijadikan sebagai sandaran dianjurkannya berpuasa pada tanggal 11 Muharram[7].
- Sebagian ulama ada yang berpendapat di-makruh-kannya (tidak
disukainya) berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja, karena menyerupai
orang-orang Yahudi, tapi ulama lain membolehkannya meskipun pahalanya
tidak sesempurna jika digandengkan dengan puasa sehari sebelumnya[8].
- Sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan
puasa tanggal 10 Muharram adalah karena pada hari itulah Allah Ta’ala menyelamatkan
Nabi Musa álaihis
salam dan umatnya, serta menenggelamkan Fir’aun dan bala
tentaranya, maka Nabi Musa ‘alaihis
salam pun berpuasa pada hari itu sebagai rasa syukur
kepada-Nya, dan ketika Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mendengar orang-orang Yahudi berpuasa
pada hari itu karena alasan ini, maka beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ
“Kita lebih berhak (untuk mengikuti)
Nabi Musa ‘alaihis salam daripada mereka“[9]. Kemudian untuk
menyelisihi perbuatan orang-orang Yahudi, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan
untuk berpuasa tanggal 9 dan 10 Muharram[10].
- Hadits ini juga menunjukkan bahwa shalat malam adalah
shalat yang paling besar keutamaannya setelah shalat wajib yang lima
waktu[11].